Baaofficial - Apakah sobat mengenal "Padi Hibrida"?, tentu saja sudah tidak asing lagi dengan sebutan tersebut. Petani diindonesia tentunya sudah mengenal padi hibrida tersebut sejak lama, bahkan banyak petani yang sudah membudidayakannya. Contoh padi hibrida antara lain Sembada B5, Sembada 16, Mapan dan lain sebagainya.
Mungkin dari beberapa sobat juga belum mengenal apa itu Padi Hibrida. Nah, kali ini mimin akan sedikit mengulas tentang apa itu padi hibrida, apa itu perbedaan antara "Padi Hibrida"dan "Padi Inbrida".
![]() |
Image from Pixabay |
Padi hibrida merupakan jenis padi keturunan pertama (F1) erupakan hasil persilangan antara tetua jantan dan betina yang menunjukan sifat heterosis (superior).Jenis padi hibrida ini pada dasarnya ditunjukan untuk meningkatkan hasil produksi melalui eksploitasi heterosis. Heterosis juga dikenal sebagai vigor.
Vigor Hibrida secara umum mengarah pada keunggulan dari persilangan keturunan pertama (F1) yanhg melebihi tetuanya.Contohnya Vitalitas, vigor pertumbuhan, kapasitas reproduksi, ketahanan hama penyakit, ketahanan terhadap stres kemampuan adaptasi dan karakteristik lainnya.
Lalu apa perbedaan antara "Padi Hibrida" dengan "padi Inbrida"?
Perbedaanya adalah terletak pada metode perbanyakannya atau persilangannya. Padi inbrida merupakan padi hasil dari persilangan terbuka (Open Pollination).Sedangkan padi hibrida dihasilkan memlalui proses persilangan tetua betina dan tetua jantan.
Perbedaan lainnya terletak pada proses produksinya, dimana padi hibrida memiliki beberapa perlakuan yang ditak ada pada proses produksi padi inbrida.Contoh padi inbrida adalah varietas Ciherang, IR 64, mekongga, situbagendit, dan lain sebagainya.
Padi hibrida (Maulana Says Green 3)Padi hibrida juga memiliki keunggulan sebagai berikut:
1. Kualitas dan kuantitas akar yang lebih baik, meliputi kedalaman akar, jumlah akar adventif per tanaman, jumlah serabut akar, dan kedalaman akar.
2. Malai yang lebih besar dan lebih berat.
3. memiliki kemampuan hasil anakan yang lebih awal dan lebih cepat.
Keunggulan lainnya dalam segi fisiologis yaitu tingginya rasio biji berbanding jerami daripada varietas inbrida. Hal ini terjadi karena :
1. Perakaran yang beraktifitas lebih tinggi dari periode pembentukan anakan hingga keluar malai, dan lebih lagi pada fase pembentukan malai.
2. Daunnya berarea lebih luas sehingga fotosintesisnya dikategorikan lebih besar.
3. Memilikin kemampuan fotosintesis yang lebih tinggi. Hal ini berkaitan dengan area luasan daun sehingga padi hibrida dapat menghasilkan populasi dan produksi yang tinggi.
4. Hasil asimilasi yang didistribusikan lebih tinggi pada padi hibrida. Hal ini ditunjukan dari berat kering daun.
Jika dilihat dari hasil produksi bertahun tahun, fakta dilapangan menunjukan bahwa padi hibrida memiliki hasil 20 % lebih tinggi dibandingkan dengan varietas Inbrida. Dengan banyaknya keunggulan yang dimiliki oleh padi hibrida tentunya padi hibrida juga memiliki kelemahan. Diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Hasil persilangan pertama (F1) padi hibrida tidak bisa diturunkan pada generasi berikutnya, sehingga biji dari hasil persilangan pertama (F1) tersebut tidak lagi bisa digunakan sebagai benih.
2. Padi hibrida lebih rentan terhadap serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), khususnya hama wereng coklat, penggerek batang dan penyakit hawar daun.
Dengan keunggulan dan kelemahan diatas ini menjadi salah satu alasan mengapa negara kita masih mengimpor sebagian besar benih untuk mencukupi kebutuhan pasar dalam negeri.
Bagaimana Cara Memproduksi Benih Padi Hibrida?
Mengenai tentang cara/metode produksi padi hibrida, terdapat bebera hal yang membedakan antar padi hibrida dengan padi inbrida, diantaranya sebagai berikut:
1. Penggunaan Tetua jantan dan betina
2. Singkronisasi pembungaan
3. Aplikasi Gibberllin Acid (GA3)
4. Bantuan polinasi atau penyerbukan
Sebelumnya sudah disampaikan bahwa padi hibrida (F1) merupakan persilangan antara tetua betina dengan tetua jantan, sehingga peran tetua menjadi syarat utama dalam kegiatan produksi. Tetua betina bersifat steril sehingga tidak dapat melakukan penyerbukan sendiri, namun bisa diserbuki oleh polen tanaman padi lainnya. Sedangkan tetua jantan merupakan varietas yang menyerbuki tetua betina untuk menghasilkan persilangan pertama (F1).
Kedua yaitu singkronisasi pembungaan. Hal ini juga menjadi perbedaan antara produksi padi hibrida dan padi inbrida. Produksi padi hibrida bergantung pada penyerbukan silang anatar kedua tetuanya, sehingga proses sinkronisasi menjadi hal yang penting untuk memprediksi waktu keluar malainya.Tahapan ini memerlukan metode waktu penanganan khusus untuk memprediksi keluarnya malai.
Apabila dari hasil pengamatan terdapat perbedaan yang signifikan harus segera mengambil tindakan untuk mempercepat atau memperlambat pertumbuhan salah satu tetua. Tindakan yang dilakukan berupa pengolahan pemupukan dan pengairan. Apabila sinkronisasi pembungaan tidak tercapai maka penyerbukan akan menjadi lebih singkat yang mengakibatkan bulir akan banyak yang hampa karena tidak terbuahi.
Perlakuan selanjutnya yang menjadi kunci keberhasilan pada proses produksi benih padi hibrida adalah aplikasi hormon Gibberellin Acid (GA3).Peran hormon GA3 antara lain:
1. Menstimulasi perpanjangan sel tanaman, sehingga membuat malai tetua betina menjadi keluar penuh yang menyebabkan kemungkinan besar bulir dapat tersebuki dan berisi.
2. Meningkatkan kisaran eksersi stigma
3. Menambah tinggi tanaman
4. Membuat anakan-anakan serempak
5. Membua tanaman lebih tinggi dan produktif.
Syarat yang keempat yaitu polinasi buatan atau dikenal dengan penyerbukan buatan. Polinasi buatan dilakukan dengan menggoyangkan tetua jantan menggunakan tali selama athesis berlangsung dan membantu agar polen terbang menyebar dan menyerbuki tetua betina.
Proses ini juga lebih efektif dilakukan dalam kondisi tidak ada angin. Umumnya dilakukan pada pagi hari pada saat bunga tanaman tetua betina mekar dan sore hari saat bunga tanaman tetua jantan masih mekar. Jika terjadi kesalahan dalam tahapan ini akan beresiko fatal. Akibatnya yaitu hasil bulir banyak yang hampa dan tidak maksimal karena tidak tersebuki.
Semua tahapan ini penting dilakukan karena berpengaruh pada kesuksesan produksi padi hibrida.