Senin, 29 Agustus 2022

Pengendalian Hama dan Penyakit Pada Cabai

Baaofficial- Cabai termasuk kedalam komoditas sayuran yang banyak dibudidayakan karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Di kalangan masyarakat luas, cabai digunakan sebagai keperluan rumah tangga. Cabai yang banyak dibudidayakan di Indonesia adalah cabai merah besar, cabai merah keriting, cabai paprika dan cabai rawit.


Cabai besar biasanya  tumbuh di dataran tinggi, baik di lahan darat, lahan sawah maupun pantai. Namun cabai merah keriting lebih tahan disimpan. Cabai kriting dapatn dipanen saat masih muda, yaitu ketika masih berwarna hijau atau kuning. sedangkan Cabai paprika cocok dibudidayakan  di dataran tinggi.

gambar cabai


Produktivitas budidaya cabai pada saat ini umumnya masih berada pada tingkat di bawah potensi hasil. Penyebabnya adalah serangan hama dan penyakit tanaman yang tidak dapat dikendalikan. Serangan hama dan penyakit tersebut menyebabkan tanaman mengalami kerusakan parah yang menyebabkan tingkat produksi rendah dan kegagalan panen.


Untuk mengatasi hal tersebut harus dilakukannya pengendalian Organisme Penggangu Tanaman (OPT) secara terpadu untuk menjaga tanaman cabai berproduksi dengan optimal dan menghasilkan produksi yang meningkat.


Organisme pengganggu Tanaman (OPT) pada tanaman cabai sangatlah banyak dan beragam. Mulai dari Hama maupun Penyakit tanaman. Umumnya hama yang menyerang tanaman cabai yaitu ulat grayak, kutu kebul, thrips, dan kutu daun. Sedangkan penyakit yang menyerang tanaman cabai yaitu layu fusarium, bercak daun, layu bakteri, antraknosa, dan virus kuning.


Parahnya lagi pada musim kemarau, serangan kutu daun banyak terjadi hingga terjadi kerusakan yang parah. Kutu daun biasanya hinggap di bagian bawah daun, pucuk hingga bunga dan batang. Kutu daun merusak tanaman dengan cara menghisap cairan pada bagian sel daun, yang akibatnya daun tersebut menjadi keriput hingga kerdil. Tingginya serangan kutu daun dapat menjadikan buah kecil, tanaman layu, dan mati.

Untuk mengantisipasi hal ini, sobat petani harus melakukan pengendalian secara terpadu. pengendalian secara terpadu dilakukan untuk menekan serangan hama sehingga tidak terjadinya kerugian secara ekonomis dan ramah lingkungan. Pengendalian tersebut dapat dilakukan secara kultur teknis, mekanis, hayati, dan kimiawi.


1. Pengendalian Secara Kultur Teknis


Kultur teknis merupakan pengendalian dengan cara Melakukan budidaya tanaman dengan cara tertentu sehingga kondisi pertanaman tidak atau kurang sesuai untuk tempat hidup atau berkembangnya hama. Contohnya :

a. Pengolahan lahan dan sanitasi lingkungan dengan membersihkan semua gulma dan sisa tanaman di lokasi pertanaman cabai.

b. Pemanfaatan mulsa plastik hitam perak dapat mengurangi serangan dari hama kutu daun dan thrips. Mulsa plastik pada cabai juga dianggap dapat menekan tumbuhnya gulma di sekitar tanaman cabai.

c. Menggunakan pola tanam tumpang sari cabai dengan bawang daun, karena bawang daun mempunyai sifat sebagai pengusir hama.


2. Pengendalian Secara Mekanis

Pengendalian secara mekanis merupakan Pengendalian yang dilakukan dengan  mamatikan langsung, menghalangi, atau mengumpulkan hama. Contohnya:

a. Membuat perangkap likat kuning sebanyak 40 buah per ha. Perangkap likat kuning dipasang setelah tanaman berumur 2 minggu.

b. Membuat naungan untuk menekan masuknya hama ke pertanaman cabai.


3. Pengendalian Secara Hayati


Pengendalian secara hayati merupakan pengendalian hama menggunakan musuh alaminya dengan cara melindungi dan mendorong kehidupan musuh alaminya. Menjaga keseimbangan ekosistem musuh alami dari hama ini sangat penting dilakukan untuk menekan populasi hama di lapangan. Beberapa musuh alami yang berperan adalah sebagai predator, parasitoid, dan patogen bagi hama kutu daun.


4. Pengendalian Secara Kimiawi

Pengendalian secara kimiawi merupakan pengendalian hama menggunakan bahan kimia beracun atau bahan lainnya yang disebut  pestisida. Dalam penggunaan pestisida, petani harus cerdas dalam memilihnya. Pestisida yang dipilih harus yang efektif dan telah mendapatkan perijinan atau registrasi.

Insektisida yang digunakan misalnya dengan bahan aktif abamektin yang efektif untuk membasmi hama termasuk kutu yang menyerang tanaman cabai. Apabila terlihat ada gejala atau ditemukan kutu pada tanaman segera gunakan penyemprotan insektisida dengan bahan aktif abamektin.

Dalam penggunaan insektisida tetap perlu memperhatikan 6 Tepat, yaitu tepat sasaran, tepat jenis, tepat mutu, tepat waktu, tepat dosis, dan tepat cara aplikasi.





BACA JUGA