Jumat, 20 Oktober 2023

Insektisida Balistic 50 SC - PT DGW

insektisida balistic


Balistic 50 SC merupakan insektisida dan zat pengatur tumbuh sistemik berbentuk suspensi berwarna putih berdaya racun kontak dan lambung untuk mengendalikan hama pada tanaman padi, kentang, karet, dan kelapa sawit.

Nama produk : Balistic 50 SC

Bahan Aktif : Fipronil 50 g/l

Dosis : 30 ml / tanki 16 l

Kemasan : 50 ml, 100 ml, 250 ml,  500 ml



KEUNGGULAN

Insektisida Balistic 50 SC mempunyai keunggulan sebagai berikut :

- Bersifat sistemik sehingga mampu mengendalikan hama sekalipun yang tersembunyi dibalik daun

- Mengandung ZPT ( Zat Pengatur Tumbuh ) sehingga tanaman lebih hijau dan subur ( FITOTONIK EFFECT )

- Cepat meresap ke jaringan tanaman sehingga tidak mudah tercuci oleh air hujan

- Memiliki spektrum pengendalian yang luas

- Sangat efektif untuk mengendalikan hama penggerek batang pada tanaman padi, thrips dan kutu kutuan.

- Bekerja ganda ( Doubel action) yaitu sebagai racun kontak dan lambung, sehingga lebih efektif untuk mengendalikan hama

Kamis, 22 Desember 2022

Pengendalian dan Perlindungan OPT pada Tanaman Bawang Merah - THIOXAM 54 WP

Dalam kondisi tertentu, serangan hama dan penyakit bisa menjadikan gagal panen jika dibiarkan saja atau tidak ditanggulangi dengan cara yang tepat. Perlindungan budidaya tanaman Bawang Merah yang selalu ada gangguan OPT tak pernah membuat Petani ragu menanam kembali setiap musim.

Perlindungan pada tanaman Bawang Merah yang terpadu dari awal tanam sampai panen diimbangi perawatan pemenuhan nutrisi micro yang cukup akan memberikan harapan tinggi untuk panen yang berhasil. Tanaman sehat yang terlindungi dengan baik sejak dini dengan pestisida yang tepat sesuai gangguan OPT, maka biaya perlindungannya juga akan effektif dan effisien.


Thioxam 54 WP
Lok. Tulung Agung, Gading Rejo, Pringsewu, Lampung


THIOXAM 54 WP merupakan insektisida kontak dan sistemik yang diformulasikan untuk mengatasi hama penghisap, seperti wereng hijau dan wereng cokelat, kutu kebul, kutu daun, thrips, ulat perusak daun dan hama penghisap lainnya. Sangat cocok diaplikasikan pada tanaman padi, cabe, bawang merah,  tembakau dll. 


THIOXAM 54 WP memiliki bahan aktif  ganda yaitu Tiametoksam 50% + Lamda sihalotrin 4%. Sejak awal pertanaman sebagai pilihan tepat insektisida THIOXAM 54 WP yang teruji karena kelarutan yang sempurna mampu melindungi tanaman Bawang Merah sampai semprotan yang terahir. Bawang merah juga perlu perlindungan terpadu dari awal tanam sampai panen dari serangan Ulat perusak daun (Spodoptera exigua) dan pengisap daun (Thrips sp).

Kunjungi juga official page PT. RABANA AGRO


insektisida THIOXAM 54 WP


Tanaman yang sehat akan menghasilkan hasil panen umbi bawang yang lebih berbobot, berkualitas dan lebih melimpah. Dengan demikian untuk memaksimalkan hasil panen, perlu diimbangi penyemprotan ZPT. ZPT tersebut antara lain adalah Bambu Ijo. Bambu Ijo sebagai nutrisi mikro majemuk yang dilengkapi phytohormone akan memacu kinerja hormon dalam tanaman untuk meningkatkan immune terhadap penyakit dan memperbaiki kualitas dan bobot hasil umbi Bawang Merah.

ZPT Bambu ijo

DAPATKAN POTONGAN HARGA THIOXAM 54 WP DAN BAMBU IJO

<<<<< Harga THIOXAM 54 WP >>>>>














Rabu, 16 November 2022

Materi Sistem Serapan Hara Pada Tanaman

Sistem serapan hara pada tanaman memiliki 4 teori yaitu teori pembawa (Carier Teori), teori pertukaran kontak, teori pertukaran asam karbonat dan teori keseimbangan donan.


1. Teori Pembawa ( Carier Teori )

Transpor melalui media pembawa (CARRIER). Pada proses ini, molekul diikat oleh reseptor pada sisi luar sel dan dilewatkan melalui membran plasma oleh protein trans membran yang telah mengalami perubahan susunan. Setelah itu, protein pembawa kembali pada susunan semula. Protein pembawa juga dapat membuat celah yang dapat dilalui oleh ion-ion seperti Cl– dan Na +.


Sistem Serapan Hara Pada Tanaman


2. Teori Pertukaran Kontak

Ion-ion yang dijerap di permukaan sel-sel akar dan partikel-partikel liat atau misel-misel liat  diikat tidak begitu kuat, tetapi berada diantara ruang-ruang yang bervolume kecil antara akar dan partikel tersebut. 

Apabila akar dan partikel melakukan kontak yang erat satu sama lain, maka volume ion yang dijerap pada permukaan akar akan menjadi saling tumpang tindih dengan volume ion yang dijerap oleh permukaan partikel liat, sehingga terjadi pertukaran tanpa melarut dulu dalam larutan tanah


Gambar Teori pertukaran Kontak


3. Teori Pertukaran Asam Karbonat

CO2 yang dilepas selama respirasi sel-sel akar akan bergabung dengan air menjadi bentuk asam karbonat (H2CO3).  

Asam karbonat berdisosiasi di dalam larutan tanah  menjadi kation H+ dan anion HCO3-.

Kation-kation H+ dapat ditukar dengan kation yang dijerap  pada partikel liat, dengan demikian kation dilepas ke larutan tanah dari partikel liat 


4. Teori Keseimbangan Donan

Akumulasi ion-ion dalam sel akar tanpa membutuhkan energi metabolik

Terdapat ion-ion tertentu dalam membran sel akar yang tidak dapat berdifusi keluar membran (fixed ion) atau (Indiffussable ion) 

Kenyataannya:Membran sel akar bersifat permeabel thd ion yang ada dalam larutan tanah.

Diduga : terdapat kontak antara ion yang ada dalam sel akar dan ion yang ada dalam larutan tanah, shg terjadi keseimbangan.


Gambar Teori Keseimbangan Donan



Fenomena respon tanaman terhadap nutrisi tanaman disebutkan dalam hukum Minimum Leibig

" Laju pertumbuhan tanaman diatur oleh faktor minimum. Besar kecilnya peningkatan atau penurunan pertumbuhan ditentukan oleh peningkatan dan penurunan faktor yang berada dalam jumlah minimum tersebut "



HUKUM MITCHERLICH


Penambahan hasil tanaman sebagai respon penambahan nutrisi berbanding lurus dengan selisih hasil maksimum dengan hasil aktual.

Hubungan antara nutrisi tanaman dan hasil mengikuti pola kuadratik.

Y = a + bX1 + cX12


Gambar Hukum Mitherlich








Bioteknologi Tanaman - Pengertian, fungsi, dan Contoh

Bagaimana prinsip penggunaan sel atau bagian sel untuk produksi dapat diterapkan dalam bidang tanaman? 

Tanaman adalah organisme multiseluler yang kompleks dengan organ-organ yang mempunyai fungsi yang berbeda-beda. Namun kemajuan dalam ilmu fisiologi tanaman, telah memungkinkan organisme multiseluler yang kompleks tersebut dikembalikan pada ground state pada level sel-sel dengan semua potensi genetik yang sama. 

Sel-sel yang tak terorganisir tersebut dapat dimanipulasi secara mikroba. Kemudian bila diperlukan, sel-sel tersebut dapat diatur untuk kembali menjadi tanaman lengkap melalui manipulasi lingkungan tumbuhnya.

Teknik bagaimana mengisolasi bagian-bagian tanaman (sel, protoplasma, tepung sari, ovary, dan sebagainya), ditumbuhkan secara tersendiri, dipacu untuk memperbanyak diri, akhirnya digenerasikan kembali menjadi tanaman lengkap dalam suatu lingkungan yang aseptik dan terkendali, dikenal dengan teknik kultur jaringan (Tissue Culture), atau ada juga yang menyebutnya sebagai kultur in Vitro (in vitro) culture. 

Kultur in vitro artinya kultur di dalam wadah kelas. Teknik manipulasi gen pada level sel, bersama-sama dengan teknik mengembalikan sel ini menjadi tanaman lengkap, membentuk bidang yang disebut Bioteknologi Tanaman.



Bioteknologi Tanaman


Agronomis kemudian memberi batasan Bioteknologi tanaman sebagai suatu usaha untuk menciptakan tanaman yang lebih produktif, lebih adaptif, atau lebih resisten terhadap patogen, melalui manipulasi gen ditingkat seluler.

Dalam transformasi genetik tanaman, diperlukan vektor untuk membawa gen-gen ke dalam sel tanaman. Vektor untuk tanaman-tanaman dikotil telah ditemukan dalam bakteri Agrobacterium tumefaciens. 

Bakteri ini adalah patogen yang menyerang tanaman dikotil dan menyebabkan penyakit tumor. Penyakit tumor disebabkan oleh plasmid di dalam sel yang disebut Ti plasmid. Bakteri ini biasanya masuk melalui luka-luka pada tanaman. Setelah menempel pada dinding sel, Ti plasmid “dikirimkan” ke dalam sel. Bagian DNA dari Ti plasmid yang disebut T-DNA kemudian terintegrasi dalam chromosome sel, dan beraksi memerintahkan sel inang membuat asam amino golongan tropine yang diperlukan oleh bakteri. 

Asam amino ini kemudian disekresikan ke luar dan dimanfaatkan oleh bakteri untuk hidup. Bersama dengan gen pengendali pembuatan asam amino, juga terdapat gen yang menginstruksi pembelahan sel, sehingga sel inang membelah secara tidak terkendali dan terjadilah tumor. Agrobacterium ternyata sudah melakukan rekayasa genetik sebelum manusia sampai pada taraf tersebut.

Dalam bioteknologi tanaman, masalahnya lebih kompleks daripada bioteknologi dengan mikroba. Selain diperlukan vektor yang tepat, juga ditemui masalah regenerasi sel. Dengan kekecualian produksi bahan-bahan sekunder untuk industri atau farmasi yang dapat terjadi pada level sel, maka pada umumnya produksi tanaman lain haruslah melalui tanaman lengkap. Sel-sel yang mudah mengalami perubahan genetik harus dapat diregenerasikan kembali menjadi tanaman agar bernilai di bidang agronomi dan industri.

Secara teoritis, semua sel hidup dalam tanaman dapat diregenerasikan berdasarkan prinsip bahwa tanaman semula berasal dari 1 sel zigot dalam ovari. Dengan demikian walaupun kemudian sel tersebut berdiferensiasi menjadi daun, batang, akar, dan bunga, mereka tetap mempunyai informasi genetik yang sama dengan zigotnya. 

Hanya saja tidak semua gen pada chromosom-chromosom itu diekspresikan pada waktu yang sama. Perlakuan-perlakuan yang dapat men“trigger” ekspresi suatu gen pada tingkat perkembangan tertentu inilah sebetulnya kunci dari regenerasi.

Penelitian-penelitian yang tidak mengenal lelah, akhirnya mengungkapkan bahwa pertumbuhan dan perkembangan sel tanaman dapat diubah dengan pemberian phytohormon. Golongan yang berpengaruh sekali adalah auksin dan sitokinin. Termasuk dalam golongan auksin adalah beberapa jenis persenyawaan turunan indol, naphtalena atau phenoxy. Sedangkan golongan sitokinin merupakan turunan-turunan adenine/purine. Dengan memberikan sejumlah tertentu phytohormon dengan perimbangan yang tepat, berbagai arah perkembangan dapat diatur.

Efektivitas dari pengaturan tumbuh dan berkembang dipengaruhi berbagai hal. Pertama-tama adalah jenis persenyawaan yang paling tepat konsentrasinya, dan perimbangan jumlah masing-masing jenis.

Kedua adalah bahan tanaman sendiri. Bagian tanaman yang mana, genotipe apa, umur fisiologis, dan musim apa diambilnya. Hal-hal ini berhubungan dengan internal state dari sel dalam kepekaannya terhadap rangsangan yang diberikan. 

Terakhir adalah faktor lingkungan tumbuh. Hara yang diberikan, pH media tumbuh, pencahayaannya, temperatur, dan kelembaban lingkungan. Semua faktor-faktor tersebut dapat membentuk kombinasi yang variasinya tidak terhingga. Percobaan-percobaan “trial and error” yang dilakukan oleh perintis dalam ilmu fisiologi tanaman di berbagai negara kemudian menghasilkan beberapa pola regenerasi untuk golongan tanaman tertentu. Dengan demikian percobaan-percobaan berikutnya menjadi lebih terarah.


Kultur jaringan


Target bioteknologi tanaman termasuk:


1. Meningkatkan resistensi tanaman terhadap herbisida, sehingga pengendalian gulma lebih efektif.

 Strateginya adalah memasukkan gen resistensi ke dalam sel tanaman. Hasil yang sekarang menunjukkan perkembangan yang menggembirakan, adalah resistensi terhadap herbisida non selektif berspektrum luas: glyphosate. Gen resisten diperoleh dari bakteri tanah yang dapat menguraikan glyphosate menjadi molekul yang tidak phytotoxic.


2. Meningkatkan efisiensi photosintesa dengan mencari gen yang mempengaruhi enzim fiksasi CO2, agar produksi tanaman-tanaman seperti padi atau kedelai dapat berlipat ganda.


3. Meningkatkan resistensi tanaman terhadap hama. 

Strateginya adalah dengan memanfaatkan gen Bacillus thuringensis yang mengendalikan pembuatan toxin yang membunuh larva Lepidoptera. Bila gen ini dapat diintegrasikan dalam chromosome tanaman, maka penggunaan pestisida dapat dikurangi, sehingga biaya produksi dapat ditekan, disamping polusi lingkungan dapat ditekan.


4. Memperbaiki sifat-sifat mikrobial tanah yang membantu nutrisi 

    N: Rhizobium untuk legume, Azospirillium untuk serealia. 

    P: Mycorrhiza.


5. Produksi bahan-bahan sekunder untuk farmasi dan aditif makanan dengan menggunakan sel-sel tanaman dalam fermenter. Produk yang sudah diusahakan secara besar-besaran, adalah shikonin dan saponin ginseng.


6. Dalam jangka panjang, adalah memasukkan gen Rhizobium yang mengendalikan sifat fiksasi N dari udara bebas ke dalam sel tanaman, sehingga tanaman pertanian dapat memenuhi kebutuhan N tanpa pemupukan urea ataupun ZA.










Rabu, 12 Oktober 2022

Materi Faktor Pembentuk Tanah

Tanah adalah media tumbuh tanaman, dan tempat hidup jasad hidup tanah, baik makro maupun mikro organisme. Tanaman tumbuh karena ada interaksi antara tanah dan tanaman. Akar tanaman menyerap unsur hara, air, dan udara dari dalam tanah. 


Gambar Faktor pembentuk Tanah



Tanaman akan tumbuh dengan baik apabila tanah mempunyai sifat fisik, kimia, dan biologi yang sesuai dengan kebutuhan tanaman. 


Tanah terbentuk dari bahan induk yg telah mengalami modifikasi/pelapukan akbt dinamika faktor iklim, organisme (termasuk manusia), dan relief permukaan bumi (topografi) seiring dengan berjalannya waktu (Hans Jenny :1899-1992).


Berdasarkan dinamika kelima faktor tersebut terbentuklah berbagai jenis tanah dan dapat dilakukan klasifikasi tanah. Jadi Tanah merupakan fungsi dari bahan induk, iklim, jasad hidup (organisme), topografi, dan waktu. Dapat dirumuskan sebagai Berikut :

T = f (bi, i, o, t, w)


Keterangan :

T = tanah; f = faktor;
bi = bahan induk
i = iklim; 
o = organisme
t = topografi
w = waktu



1. Iklim


Unsur-unsur iklim yang mempengaruhi proses pembentukan tanah terutama:


a. Suhu/Temperatur


Suhu akan berpengaruh terhadap proses pelapukan bi. Apbl suhu tinggi, maka proses pelapukan akan berlangsung cepat shg pbtkan tanah akan cepat pula.


Gambar Alat Pengukur suhu/temperatur


b. Curah hujan


Curah hujan akan berpengaruh terhadap kekuatan erosi dan pencucian tanah, sedangkan pencucian tanah yang cepat menyebabkan tanah menjadi asam (pH tanah menjadi rendah).



2. Organisme (Vegetasi, Jasad renik/mO)


Organisme sangat berpengaruh terhadap proses pembentukan tanah dalam hal:

a. Membuat proses pelapukan baik pelapukan organik maupun pelapukan kimiawi.


Pelapukan organik adalah pelapukan yang dilakukan oleh makhluk hidup (hewan dan tumbuhan), sedangkan Pelapukan kimiawi adalah pelapukan yang terjadi oleh proses kimia seperti batu kapur larut oleh air.



b. Membantu proses pembentukan humus. 


Tumbuhan akan menghasilkan dan menyisakan daun daunan dan ranting ranting yang menumpuk di permukaan tanah akan membusuk dengan bantuan mikroorganisme yang ada di dalam tanah.


c. Pengaruh jenis vegetasi terhadap sifat-sifat tanah sangat nyata terjadi didaerah beriklim sedang (Eropa dan Amerika). 


Vegetasi hutan dapat membentuk tanah hutan dengan warna merah, sedangkan vegetasi rumput membentuk tanah berwarna hitam karena banyak kandungan bahan organis yang berasal dari akar-akar dan sisa-sisa rumput.


d. Kandungan unsur-unsur kimia yang terdapat pada tanaman berpengaruh terhadap sifat-sifat tanah. 


Contohnya:

  • Jenis cemara akan memberi unsur2 kimia seperti Ca, Mg, dan K yang relatif rendah, akibatnya tanah di bawah pohon cemara derajat keasamannya lebih tinggi daripada tanah di bawah pohon jati.

  • Susunan kimia dan mineral bahan induk akan mempengaruhi intensitas tingkat pelapukan dan vegetasi diatasnya.

  • Bahan induk yang banyak mengandung unsur Ca akan  mbentuk tanah dengan kadar ion Ca yang banyak pula. Sebaliknya bahan induk yang kurang kandungan kapurnya membentuk tanah yang warnanya lebih merah.


3. Topografi / Relief


Keadaan relief suatu daerah akan mempengaruhi:

a. Tebal atau tipisnya lapisan tanah

Daerah yang memiliki topografi miring dan berbukit lapisan tanahnya lebih tipis karena tererosi, sedangkan daerah yang datar lapisan tanahnya tebal karena terjadi sedimentasi.

b. Sistem drainase/pengaliran

Daerah yang drainasenya jelek seperti sering tergenang menyebabkan tanahnya menjadi berwarna kelabu.



4. Waktu


Tanah merupakan benda alam yang terus menerus berubah, akibat pelapukan dan pencucian yang terus menerus. Oki tanah akan menjadi semakin tua dan miskin unsur hara (marginal). 

Mineral yang banyak mengandung unsur hara telah habis mengalami pelapukan sehingga tinggal mineral yang sukar lapuk seperti kuarsa. 

Karena proses pembentukan tanah yang terus berjalan, maka bahan induk tanah berubah berturut-turut menjadi tanah muda, tanah dewasa, dan tanah tua.


TANAH MUDA


Ditandai oleh proses pembentukan tanah yang masih tampak pencampuran antara bahan organik dan bahan mineral atau masih tampak struktur bahan induknya. Contoh tanah muda adalah tanah aluvial, regosol dan litosol.



TANAH DEWASA


Ditandai oleh proses yang lebih lanjut sehingga tanah muda dapat berubah menjadi tanah dewasa, 
yaitu dengan proses pembentukan horison B. Contoh tanah dewasa adalah andosol, latosol, grumosol.


TANAH TUA


Proses pembentukan tanah berlangsung lebih lanjut sehingga terjadi proses perubahan-perubahan yang 
nyata pada horizon-horoson A dan B. Akibatnya terbentuk horizon A1, A2, A3, B1, B2, B3. 
Contoh tanah pada tingkat tua adalah jenis tanah podsolik dan latosol tua (laterit).



LAMA WAKTU PEMBENTUKAN TANAH


Lamanya waktu yang diperlukan untuk pembentukan tanah berbeda-beda. Bahan induk vulkanik yang lepas-lepas seperti abu vulkanik memerlukan waktu 100 tahun untuk membentuk tanah muda, 
1000 – 10.000 tahun untuk membentuk tanah dewasa.



Gambar struktur tanah





DOWNLOAD MATERI LENGKAPNYA DENGAN LINK DI BAWAH INI




TERIMAKASIH SEMOGA BERMANFAAT
Jangan lupa follow like share




BACA JUGA

Senin, 10 Oktober 2022

Materi Perbanyakan Tanaman Secara Generatif

Setiap tanaman mempunyai cara dan ciri sendiri dalam pembiakan (perbanyakan) . Secara garis besar, pembiakan tanaman dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu secara vegetatif  dan generatif


Pembiakan secara generatif yaitu perkembang-biakan dengan biji hasil dari proses pembuahan. Alat perkembangbiakan generatif pada tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) adalah bunga.



BAGIAN-BAGIAN (ORGAN) BUNGA


1. Perhiasan Bunga


Bagian bunga yang berbentuk lembaran seperti daun, yaitu kelopak dan mahkota bunga


2. Alat Kelamin Bunga


  • Alat  perkembangbiakan jantan yaitu benang sari dan alat perkembangbiakan betina yaitu putik
  • Benang sari biasanya berada pada lingkaran sebelah luar putik
  • Benang sari terdiri dari kepala sari dan tangkai sari
  • Didalam kepala sari terjadi pembentukan serbuk sari (pollen)
  • Bagian-bagian putik yaitu kepala putik, tangkai putik, dan bakal buah
  • Bakal buah berisi satu atau lebih bakal biji, di dalam bakal biji terdapat kandung lembaga yg mengandung sel telur


gambar bagian bagian bunga




TIPE-TIPE BUNGA TANAMAN



Berdasarkan kelengkapan alat kelamin bunga:

1. Bunga sempurna 

Bunga mempunyai benang sari dan putik dalam 1 tanaman, contoh: bunga sepatu



2. Bunga tidak sempurna

  • Bunga hanya mempunyai salah satu macam alat kelamin, benang sari saja atau putik saja (bisa dalam 1 atau 2 tanaman)

  • Bunga tidak sempurna dibagi 2 jenis yaitu: bunga berumah satu dan bunga berumah dua. Bunga berumah satu (Monoceous): Bila bunga jantan dan bunga betina terdapat pada satu  tanaman walau terpisah. Contoh: Jagung, Mentimun. Sedangkan bunga berumah dua (Diceous): Bila bunga jantan dan betina terdapat pada individu tanaman yang berlainan. Contoh; Salak, Melinjo, Pepaya


Gambar Bunga Betina Jagung
Bunga betina jagung

Gambar Bunga Jantan Jagung
Bunga Jantan Jagung
 



Gambar bunga Jantan mentimun
Bunga Betina Mentimun


Gambar Bunga Betina Mentimun
Bunga Betina Mentimun





PENYERBUKAN (POLLINATION)



Penyerbukan yaitu peristiwa jatuhnya serbuk sari ke kepala putik sehingga terjadi pembuahan. Perantara penyerbukan dapat melalui angin, hewan (serangga), air, dan manusia. Tipe bunga akan menentukan kecendrungan tipe penyerbukan tanaman. Jenis-jenis Penyerbukan ada 2 yaitu Autogami dan Alogami



1. Penyerbukan Sendiri (Autogami/Self)


  • Bila serbuk sari berasal dari bunga yang sama, contoh: Kacang kedelai, Kc. Tanah, Cabai, Tomat

  • Autogami sering terjadi pada saat bunga belum mekar disebut self-kleistogami. Contoh: Padi, kacang kedelai dan  kacang tanah.


2. Penyerbukan Silang (Alogami/Cross)


  • Bila serbuk sari berasal dari bunga tanaman lain tetapi masih dalam satu species/jenis. Contoh: Jagung, apel, alpukat, salak, kol, wortel, seledri, bawang merah, ketela pohon, ubi jalar, semangka, mentimun


Polen (serbuk sari) dan sel telur berbeda waktu masak nya, yg disebut dikogami. Dikogami dapat dibedakan menjadi 2 yaitu protoindri dan protogini. Protandri yaitu apabila serbuk sari suatu bunga masak lebih dulu dari pada putiknya. Contohnya: bunga jagung, seledri, dan bawang Bombay. Sedangkan Protogini yaitu apabila putik suatu bunga masak lebih dulu dari serbuk sarinya. Contohnya: bunga kubis dan alpukat. 



Penyerbukan Buatan (Antropogami)


Dilakukan oleh manusia karena tidak terdapatnya vektor yang dapat membantu penyerbukan. Contohnya: tanaman Vanili. Penyerbukan bantuan manusia bisa dilakukan secara silang maupun sendiri dengan tujuan menghasilkan tanaman unggul



PEMBUAHAN TANAMAN 


Pembuahan yaitu proses peleburan sel kelamin jantan (serbuk sari) dan sel kelamin betina (sel telur dalam tabung putik). Pembuahan akan menghasilkan biji. Setelah pembuahan, dinding bakal buah tumbuh menjadi buah.


Proses Pembuahan Tanaman

1. Serbuk sari menempel di kepala putik membelah menjadi 2 inti generatif  (2 inti sperma) dan 1 inti vegetatif.

2. Inti vegetatif tumbuh membentuk pembuluh serbuk sari (tabung serbuk sari) menuju ke bakal buah yang mengandung bakal biji dgn membawa 2 inti generatif (inti sperma).

3. Inti sperma pertama masuk melalui mikropil menuju ke inti sel telur dan keduanya melebur menjadi zigot (pembuahan pertama). Zigot akan berkembang menjadi lembaga atau embrio (calon tanaman baru)

4. Inti sperma kedua terus masuk ke dalam, kemudian melebur dengan inti. Kandung lembaga sekunder menjadi endosperm (cadangan makanan) untuk embrio (pembuahan kedua)
dinding bakal buah tumbuh menjadi buah. Pembuahan tanaman berbiji tertutup disebut pembuahan ganda karena terjadi 2x proses pembuahan


Gambar proses pembuahan tanaman





Untuk mendapatkan materi lebih lengkap bisa download menggunkan link di bawah ini !!



BACA JUGA

Materi Perbanyakan Tanaman Secara Vegetatif

Pembiakan tanaman dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara vegetatif  dan secara generatif.


Pembiakan vegetatif merupakan perbanyakan tanaman tanpa melibatkan penggabungan gamet jantan dan betina. Prinsipnya yaitu merangsang tunas adventif yang ada dibagian tanaman agar dapat berkembang menjadi tanaman sempurna yang memiliki akar, batang, dan daun.

Vegetatif Tanaman
Image by Istock


Secara garis besar perbanyakan secara vegetatif ada 2 yaitu pembiakan vegetatif alami dan pembiakan vegetatif buatan.

Pembiakan vegetatif alami dilakukan melalui penggunaan biji apomiksis (biji yang  berasal dari sel telur yang tidak mengalami reduksi). Contohnya: Manggis. Melalui organ khusus tanaman contohnya umbi lapis,umbi batang, stek daun, stek batang, rhizoma, dll)


Sedangkan Pembiakan vegetatif buatan, ada 3 yaitu perangsangan akar adventif tanaman (stek dan cangkok), penyambungan bagian vegetatif tanaman (okulasi dan grafting) dan melaui kultur in-vitro (kultur jaringan)


Pembiakan vegetatif tanaman terjadi karena setiap sel tanaman mengandung gen yang mampu tumbuh dan berkembang menjadi tanaman baru yang normal asalkan lingkungan tumbuhnya mendukung proses tumbuh dan berkembang.


Kemampuan ini dikenal dengan istilah Totiopotensi. Kemampuan tumbuh tersebut karena adanya pembelahan sel sederhana (mitosis) yang terjadi selama jaringan tanaman tersebut masih tumbuh


A. Perbanyakan Vegetatif Alami


1. Runner atau sulur atau stolon atau geragih Contoh: strawberry, lili paris, arbei



2. Corm  (umbi batang) Contoh: gladiol

3. Bulbis (umbi lapis) Contoh: bawang, tulip.

4. Tuber (umbi batang) Contoh: kentang, talas.


gambar kentang


5. Rhizome (batang akar). Contohnya: jahe, kunyit. 

6. Anakan Contoh: sansiviera, bambu air, pisang



B. Pembiakan Vegetatif Buatan


1. Stek (Cutting)


Stek atau cutting merupakan pemisahan/pemotongan bagian vegetatif tanaman induk untuk beregenerasi sendiri membentuk tanaman atau individu baru utuh. Organ tanaman yang dapat menggunakan stek adalah daun, batang dan akar



2. Cangkok


Cangkok merupakan pembiakan secara vegetatif buatan yang dilakukan dengan cara melukai batang dan membungkusnya dengan media lembab untuk merangsang perakaran.

gambar metode cangkok




3.  Grafting/Budding (sambung/Tempel)


Teknik ini menyatukan bagian-bagian tanaman dan kemudian tumbuh sebagai satu tanaman. Digunakan untuk memperbanyak tanaman yang tidak mudah di stek atau sulit membentuk akar dan digunakan untuk mempercepat periode tumbuh.

Gambar bentuk grafting
Bentuk-Bentuk Grafting



Teknik Grafting
Teknik Grafting




4. Okulasi

Okulasi adalah menempelkan mata tunas tanaman lain kepada batang muda dan dari varietas yang sama, atau antara varietas dalam species.  Bentuk okulasi antara lain okulasi bentuk batang, kotak atau bentuk persegi. Okulasi bentuk T, dan Okulasi bentuk miring. 


Bentuk okulasi tanaman
Bentuk Okulasi Tanaman



5. Metode High Tech


Metode ini meliputi 2 metode yaitu teknik kultur jaringan dan kultur protoplas (Sel telanjang)





Dapatkan materi perbanyakan tanaman secara vegetatif lebih lengkapnya dengan Link Di bawah ini




Terimakasih semoga bermanfaat!!!
Jangan Lupa Like share dan koment!!!


BACA JUGA

Rabu, 21 September 2022

Cara Perbanyakan Aglonema

Aglonema dapat dijadikan sebagai penghasilan sampingan. Harga  Aglaonema dapat sangat mahal jika telah menjadi tanaman hias yang cantik dan unik. 


Cara berbudidaya aglonema yaitu dengan vegetatif dan generatif. Cara berbudidaya aglonema secara vegetatif  dilakukan dengan stek, cangkok, dan pemisahan anakan. Sedangkan cara menanam aglonema secara generatif dilakukan dengan menanam biji aglonema. Berikut ini mimin akan jabarkan tentang langkah penanaman aglonema.



Gambar Cara Perbanyakan Aglonema



1. Cara Menanam Aglonema dengan Biji


Syarat yang harus dilakukan ketika menanam atau memperbanyak aglonema menggunakan biji adalah dengan memilih biji yang berasal dari indukan yang sudah cukup tua atau berumur. Untuk mempercepat munculnya kecambah, rendam biji sekitar 2 atau 3 jam sebelum ditanam menggunakan hormon perakaran contohnya wauxin, b-1 atau b-7.



2. Cara Menanam Aglonema dengan Stek


Cara menanam aglonema dengan stek bisa dilakukan dengan menanam pucuk indukan aglaonema. Pilihlah indukan yang mempunyai batang kokoh dan mempunyai setidaknya 5 daun tersisa sesudah diambil pucuknya untuk menjaga indukan tetap hidup sesudah dipotong pucuknya.

Potong pucuk indukan yang terpilih, setidaknya sampai 6 sampai 7 ruas daun. Tanam pucuk aglaonema pada media tanam dan taruh di tempat yang cukup teduh. 

Namun, harus sobat ketahui kelemahan dari cara menanam aglonema dengan stek pucuk ini yaitu induk yang diambil pucuknya nantinya akan tumbuh bercabang.



4. Cara Menanam Aglaonema dengan Cangkok


Cara menanam aglonema dengan cangkok harus lebih teliti. bila berhasil sobat akan mendapatkan tanaman baru secara cepat, tetapi bila tidak berhasil indukan yang dicangkok akan mengalami pembusukan batang hingga menyebabkan mati.


Cara menanam aglaonema dengan cangkok yang pertama adalah dengan pemilihan indukan. Tanaman yang siap dijadikan indukan yaitu tanaman yang mempunyai batang yang kokoh dan sudah berwarna cokelat, daun batang dengan warna ini pada umumnya sudah gugur atau bila belum daun akan gugur dengan mudah ketika tersentuh manusia.


Jika sudah menemukan batang yang cocok, kelupas sedikit batang pohon sampai terlihat bagian dalamnya yang putih. Lapis bagian ini dengan kombinasi tanah sekam, pasir malang, humus, dan pakis dengan perbandingan 1:5:2:2 lalu bungkus memakai plastik hingga rapat.


Setelah terbungkus rapat, berilah lubang kecil pada plastik untuk masuknya sirkulasi udara sekaligus sebagai lubang pengakaran. Semprotlah plastik pembungkus ini 2 kali dalam satu hari dan tanaman aglaonema baru siap dalam 3 sampai 4 minggu.



5. Cara Menanam Aglaonema dengan Pemisahan Anakan


Cara menanam aglaonema dengan pemisahan anakan ini dilakukan dengan memotong akar sambung antara induk dengan anakan. Anakan yang bisa dipisahkan yaitu anakan yang sudah mempunyai daun yang mekar dan sudah tidak tergulung.


Pastikanlah indukan mempunyai akar yang kuat sebelum pemisahan anakan. Akar yang kuat ditandai dengan warnanya yang putih dan gemuk.


Agar mempercepat proses penunasan kembali sesudah dilakukan pemisahan anakan, potong pucuk indukan sampai tersisa 1 daun saja. Cara ini akan sangat berfungsi untuk merangsang aglaonema membentuk tunas baru.


Oleskan cairan antiseptik khusus tanaman di bagian yang sudah dipotong lalu padatkan daerah sekitar akar tanaman induk. Hal ini bertujuan untuk nmenjaga kondisi tanaman supaya tetap stabil dan normal


BACA JUGA

Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Aglonema

Dalam Berbudidaya aglonema,lingkungan pertanaman merupakan faktor penting yang wajib diperhatikan sebab dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman secara keseluruhan.

Aglonema

 

Berikut ini beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman aglonema:


1. Ketinggian tempat


Aglaonema dapat tumbuh pada ketinggian sedang hingga rendah. Tanaman aglaonema yang tumbuh pada lokasi  yang relatif tinggi akan memperlihatkan performa lebih jangkung dan sukulen, warna hijau pada daun lebih mendominasi, warna merah kurang mencolok dan daun kurang mengkilap. 


Sedangkan pada dataran rendah, daun aglonema akan sedikit melekuk-lekuk (tidak tegar) dan cenderung melintir. Akan tetapi pada kenyataannya, lingkungan pertanaman agl;onema dapat dimodifikasi sedemikian rupa hingga mendekati lingkungan ideal. 


Pada dataran rendah, sobat bisa membuat rumah lindung aglaonema dengan dilapisi paranet untuk mengurangi paparan cahaya matahari langsung yang memberikan efek panas yang berlebihan. Sobat juga bisa  menggunakan kipas (blower) dan alat pengkabutanuntuk memodifikasi tempat tumbuh agar sesuai dengan apa yang dibutuhkan tanaman.


2. Kelembaban


Tingkat kelembaban udara yang paling digemari aglaonema adalah pada kondisi kelembaban rendah.



3. Suhu


Aglaonema dapat beradaptasi dengan perubahan suhu di lingkungan tumbuhnya. Akan tetapi, suhu optimal harus tetap diperlukan untuk menunjang pertumbuhan tanaman hingga optimal. 

Pada dataran sedang, suhu siang dan pada malam hari merupakan kondisi yang disukai tanaman. Sedangkan pada dataran rendah, lingkungan tanaman sebaiknya dimodifikasi hingga suhu lingkungan mendekati derajat Celcius pada siang hari dan derajat Celcius pada malam hari.


4. Cahaya


Menurut habitat aslinya yang tumbuh di bawah rindangnya hutan dengan intensitas cahaya rendah, aglaonema tidak menyukai sinar matahari langsung. Kebutuhan intensitas cahaya tanaman aglaonema bervariasi antara 0,500 % FC. 

Pada skala komersial, Aglonema ini sering dipelihara di rumah -rumah yang dilindungi dengan atap plastik dan paranet. Paranet berfungsi untuk mengurangi intensitas sinar matahari yang memasuki area penanaman. 

Di dataran rendah, rumah aglonema yang sering digunakan adalah %. Jika jenis paranet sulit ditemukan, maka petani umumnya menggunakan 2 lapisan paranet berukuran 75 % yang ditempatkan di atas pelindung plastik dan lainnya di bawah pelindung plastik. Tetapi ada juga orang -orang yang menggunakan pelindung paranet dan kemudian pelindung lain dalam plastik UV di bawahnya.


5. Konstruksi Rumah Lindung


Kerangka rumah lindung Aglonema biasanya dalam bentuk bambu, besi ke kayu beton dengan ketinggian minimum 3 meter dari permukaan tanah. Atap rumah -rumah yang dilindungi dalam bentuk paranet dan lapisan tahan air, seperti UV atau plastik polikarbonat. 


Namun, jika rumah lindung sulit dilakukan karena faktor pembatas (misalnya, sejumlah kecil tanaman), tanaman dapat ditempatkan di lokasi yang dilindungi dari hujan langsung. Terpaan hujan langsung, selain menimbulkan kerusakan fisik pada tanaman, ia juga merangsang kelembaban udara yang tinggi yang dapat merangsang perkembangan hama dan penyakit dengan cepat. 

Air hujan langsung juga dapat mempercepat media padat dan mencuci nutrisi di media yang dapat berdampak negatif pada pertumbuhan tanaman. Bilamana rumah lindung aglonema dapat dibuat, sangat dianjurkan bagian sisi samping rumah lindung juga tertutup screen. Hal ini bertujuan untuk mengatur sirkulasi udara pada areal pertanaman dan untuk mengurangi kontak fisik serangga hama dengan tanaman.




BACA JUGA

Cara Perawatan Aglonema Agar Optimal

Cara perawatan aglonema agar optimal adalah suatu yang wajib untuk dilakukan. Hal ini bertujuan untuk menjaga kondisi tanaman sehingga tidak mudah mati dan busuk.

Aglonema mempunyai pesona dan keindahan yang amat menarik bahkan unik. Walau begitu untuk mendapat Aglonema yang mempesona, tentu diperlukan perawatan dan pemeliharaan Aglonema dengan bagus dan tepat.

Bisa dikatakan cara merawat aglaonema ini cukup mudah, tetapi bila disepelekan atau sembarangan tak akan didapatkan hasil yang maksimum. Oleh sebab itu pecinta tanaman Aglaonema harus memperhatikan apa yang diperlukan tanaman Aglaonema untuk tumbuh kembang si ratu daun ini, yaitu teknik cara merawat Aglaonema yang baik.


Gambar aglonema goliath


Bagaimana cara merawat Aglaonema yang baik? Untuk mendapat tanaman Aglaonema yang indah dan cantik, berikut ini merupakan Cara Merawat Aglaonema:


1. Media Tanam Aglonema


Media tanam  aglonema sebaiknya mempunyai tingkat keasaman (pH) netral antara 6-7. Media yang digunakan adalah campuran antara humus daun dan pasir sebagai media tanam dengan perbandingan 3:1. Masukkan media tanam pada pot atau polibag sampai dengan ¾ bagian sesudah sebelumnya kamu letakkan pecahan bata merah atau genting pada dasar pot.


arang sekam


2. Penyiraman Aglaonema

Penyiraman bisa dilakukan satu hari sekali namun harus disesuaikan dengan kelembaban media tanam itu sendiri. Aglonema ialah tanaman yang menyenangi area tidak kering namun tak terlalu basah. Jangan memakai air kaporit  dalam merawat dan menyiram tanaman Aglonema. Penyiraman juga dapat dicampurkan dengan pupuk untuk menunjang pertumbuhan tanaman.

penyiraman aglonema


3. Pemupukan Tanaman Aglaonema

Pemupukan perlu dilakukan dalam tiga bulan sekali dengan memakai pupuk yang memang dirkomendasikan. Untuk pupuk alami dapat menggunakan air cucian beras. Siram ke media tanam, bukan di daun/batang.

pemupukan aglonema secara rutin


4. Penempatan Tanaman Aglaonema


Tempatkan aglonema ditempat yang teduh sebab aglaonema pada hakikatnya tidak sesuai dengan penyinaran matahari secara langsung. Kamu dapat menaruh tanaman ini pada teras atau tempat lain dengan intensitas cahaya matahari yang rendah


5. Perawatan Daun Aglaonema

Keindahan Aglaonema ialah di bagian daunnya. Jika daun Aglaonema yang bersih, indah dan mengkilap akan menambah pesonanya. Sebab itu salah satu cara merawat tanaman hias aglaonema ialah membuat daunnya mengkilap.


Untuk mengkilapkan daun tanaman Aglaonema kita dapat memakai beberapa bahan yaitu air, susu dan ampas kelapa. Cara memakai bahan-bahan tersebut untuk merawat daun Aglonema supaya mengkilap yaitu dengan mengelapkannya air ke daun aglaonema.


Spon yang amat halus dibasahi dengan air sumur bersih kemudian dilapkan di bagian daun. nah cara ini adalah cara sangat sederhana merawat daun tanaman aglonema.


Air susu juga bermanfaat untuk merawat daun aglonema. Cairan susu mempunyai fungsi sebagai pupuk daun. Susu yang dipakai ialah susu bubuk yang sudah dilarutkan dalam air atau susu cair juga bisa digunakan. Tetapi selain bermanfaat dalam merawat tanaman aglonema susu juga mempunyai risiko mengundang bakteri perusak tanaman. Jadi jika anda menggunakan susu, pastikan juga menggunakan pestisida


Ampas kelapa juga berguna untuk membuat daun aglonema mengkilap, sehingga dapat dipakai untuk merawat tanaman aglonema. Dengan memakai ampas kelapa maka daun akan mengkilap. Cara memakai ampas kelapa untuk merawat tanaman hias aglaonema ialah ampas kelapa tersebut bisa dioleskan ke permukaan daun memakai kain bersih, maka akan berdih dan mengkilap. 





BACA JUGA

Sabtu, 10 September 2022

Sistem Pertanian Yang sering di Terapkan Di Indonesia

Baaofficial - Pertanian dalam arti sempit adalah Kegiatan pengelolaan tanaman pada sebidang lahan untuk kesejahteraan manusia.

Dalam arti luas pertanian tidak hanya pengelolaan tanaman (pangan dan hortikultura), tetapi meliputi peternakan, perikanan, dan kehutanan


Sistem pertanian indonesia
Image from Pixabay


Sistem pertanian di Indonesia memiliki beraneka ragam. berikut ini beberapa sistem pertanian yang di terapkan di indonesia :


1. Sistem Ladang

Sistem pertanian ladang memiliki bebrapa ciri-ciri antara lain :

- Lahan luas

- Cara budidaya sederhana

- Sumber air dari hujan

- Penduduk jarang/sedikit

- Produktivitas rendah

- Komoditas tanaman pangan


2. Sistem Sawah

Sistem pertanian lahan sawah memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

- Cukup air (hujan/teknis)

- Pengolahan tanah intensif

- Teknik budidaya maju

- Produktivitas tinggi

- Padat penduduk


3. Sistem pekarangan

Diindonesia juga beberapa penduduk diwilayah tertentu menerapkan sistem pekarangan.

Sitem pekarangan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

- Dilakukan di sekitar rumah tinggal

- Sumber air dari hujan dan sumur

- Pengelolaan lebih intensif

- Teknik budidaya lebih baik

- Lahan terbatas

- Tanaman pangan

- Produktivitas kurang


4. Sistem Perkebunan

Sistem pekebunan juga banyak diterapkan di Indoneisa. Berikut ciri sistem perkebunan:

- Tanaman industri

- Lahan luas

- Kepemilikan rakyat/perusahaan

- Teknik budidaya intensif

- Produktivitas tinggi

- Untuk dalam negeri maupun ekspor 


Selain menentukan sistem pertanian apa yang akan kita gunakan selanjutnya kita harus melakukan pengolahan tanah atau media yang maksimal dengan memberikan pupuk kandang dan kompos untuk menunjang pertumbuhan tanaman,

melihat/mempertimbangkan iklim yang akan datang untuk melihat benih/bibit apa yang cocok untuk kita taman pada kondisi iklim tersebut, menggunakan teknologi yang tepat untuk berbudidaya, dan mengendalikan OPT yang ada.

Hal tersebut bertujuan untuk memaksimalkan potensi hasil tanaman yang kita budidayakan.


Dalam berbudidaya tanaman juga tentu tidak lepas dari golongan tanaman itu sendiri. Berikut ini bebrapa penggolongan tanaman:


Baca Juga : Residu Pestisida pada Pangan

                    Produksi Padi hibrida dan Inbrida



1. Penggolongan tanaman Berdasarkan umur atau masa tumbuhnya

- Annual Crop

- Bianual Crop

- Perenial Crop


2. Penggolongan tanaman Berdasarkan berdasarkan hasilnya

-Tanaman Serealia

-Tanaman Polongan

-Tanaman Umbi-umbian

-Tanaman Obat-obatan

-Tanaman Pakan Ternak

-Tanaman Sayuran

-Tanaman Hias


Itulah beberapa sistem pertanian yang dapat mimin jabarkan.

akhir kata, semoga bisa bermanfaat dan memajukan pertanian di Indonesia.



BACA JUGA